Pidato Jokowi soal Palestina dan IMF Cuma Retorika Belaka...
RMOL. Di antara pidato Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menuai pujian adalah terkait dengan kemerdekaan Palestina dan seakan-akan mau melepaskan diri dari hegemoni IMF dan Bank Dunia.
Dalam pandangan ekonom senior Dradjad H Wibowo, dua point itu tak terlalu istimewa. Kalimat Palestina harus merdeka misalnya, sudah banyak didengungkan oleh banyak pemimpin di berbagai belahan dunia.
"Justru pertanyaannya, pemerintah RI sekarang sudah lakukan apa untuk mendorong two-state solution?" kata Dradjad kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 23/4).
Dradjad pun membandingkan dengan pemerintahan Presiden Soeharto yang bisa dikatakan lebih hebat. Sebab Soeharto langsung mengakui kedaulatan Palestina tahun 1988, dan Kedubes Palestina langsung beroperasi di Indonesia tahun 1989. Soeharto pun konsisten menolak hubungan diplomasi dengan Israel.
"Kalau isi pidato Presiden mengandung terobosan terhadap two-state solution, jujur itu hebat. Kalau cuma mengatakan Palestina harus merdeka, yah mungkin cuma retorika," ungkap Drajad.
Soal IMF pun demikian. Kata Dradjad, sejak zaman Presiden Megawati "dipaksa" MPR menghentikan kerjasama LoI dengan IMF. Hal ini dilanjutkan Presiden SBY dengan membayar lunas utang IMF, dan Indonesia sudah tidak lagi bergantung kepada IMF.
"Hingga hari ini belum ada krisis yang memaksa Indonesia lari ke IMF. Jadi pidato tidak mau bergantung kepada IMF itu kosong. Baru berisi kalau Indonesia terkena krisis seperti Yunani dan Ukraina, lalu Presidennya, siapapun dia, berkata bahwa RI tidak akan meminta dana pinjaman dari IMF," ungkap Dradjad.
Dengan demikian, lanjut Dradjad, bila soal IMF ini disampaikan dalam kondisi saat ini, mungkin saja itu cuma retorika. Lebih-lebih faktanya, pada saat Presiden pidato, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sedang di Washington dan mengikuti Spring Meeting IMF-Bank Dunia yang sekarang masih berlangsung.
"Artinya jadi apa pidato itu," demikian Dradjad. [rus]
http://ift.tt/1zoCfGU
referensi
Masih Ingat Janji Jokowi Buka Kedutaan di Palestina? Ini Jawaban Dubes
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi sempat berjanji untuk membuka kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Palestina.
Hal itu disampaikan Jokowi pada debat kandidat calon presiden 22 Juni 2014 lalu. Saat itu Jokowi belum terpilih menjadi Presiden RI. Jusuf Kala atau yang akrab dipanggil JK juga menjanjikan hal yang sama sehari setelahnya.
Hingga hari ini, Kamis (20/11/2014), setelah satu bulan Jokowi-JK memimpin negeri ini, belum ada tanda-tanda janji tersebut akan direalisasik an.
Namun menurut Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, pihaknya tidak butuh pembukaan kantor KBRI di Palestina.
"Dengan Indonesia kita sudah memiliki hubungan diplomatik. Masalah di mana lokasi (kantor KBRI) nya, itu masalah teknis," kata Fariz usai menemui JK di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2014).
Selama ini urusan administrasi diplomatik dengan Palestina diurus oleh KBRI yang terletak di Jordania. Menurut Fariz selama ini Indonesia dan Palestina tidak pernah mengalami kendala berarti terkait masalah itu. Menurut Fariz kordinasi antara kedua negara selalu terjalin dengan baik.
Yang terpenting kata dia adalah Indonesia terus menjalin hubungan baik dengan Palestina. Ia tidak pernah meragukan dukungan Indonesia terhadap Palestina, dan berharap kedepannya hubungan baik dan kerjasama antara kedua negara bisa ditingkatkan.
"Indonesia banyak memberikan bantuan untuk Palestina. Kami yakin (kedepan nya) Indonesia akan terus membantu kami," ujarnya.
Fariz lebih lanjut menuturkan, pembangunan kantor KBRI di Palestina bukanlah hal yang utama saat ini meskipun dalam pertemuannya dengan JK ia tidak sampai mendiskusikan hal itu. Dalam pertemuan tersebut ia mengaku sempat membahas peningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, di bidang pendidikan dan di bidang pariwisata.
http://ift.tt/1GFiNVZ
komen : ngga utang tapi pengen bayar utang,
joko mah gitu orangnya
Link: http://adf.ly/1G2JZB Pidato Jokowi soal Palestina dan IMF Cuma Retorika Belaka.
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar