TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku sulit menemukan dan melacak situs yang berisi tentang radikalisme dan teroris. Musababnya, kata dia, kata kunci dalam pencarian di website sering berubah-ubah.
"Sulit memang menemukannya karena tidak ada yang langsung beralamat di www.terorisme.com, " kata Rudiantara di Jakarta Convention Center, Selasa, 24 Maret 2015.
Dia berkata, bisa saja sebuah situs yang bernama, misalnya, abrakadabra. Namun, di dalamnya berisi tentang radikalisme dan teroris.
Rudi membandingkan pencarian situs teroris dengan situs dewasa. Situs dewasa, kata dia, sangat mudah dikenali dari mesin pencarian. "Ini mudah dilakukan pemblokiran. Apalagi kami memiliki mesin pencarian yang otomatis."
Satu-satunya cara pemblokiran situs teroris, kata Rudi, adalah informasi dan pengaduan dari masyarakat. "Saya sudah sebarkan di media sosial infografisnya. Silakan adukan saja," ujarnya.
Rudi mengatakan sampai dengan Senin malam, sudah ada sekitar 70 situs yang sudah diblokir. "Kebanyakan dari itu web blog. Kalau situs resmi enggak banyak," ujarnya. Selain dari website, Rudi juga mengaku kesulitan memblokir jejaring media sosial yang berisi ajakan melakukan tindakan radikal dan terorisme.
"Kalau medsos kan dunia terbuka. Kami pun susah mencegah dari awal. Biasanya berdasarkan pengaduan," katanya.
sumur
ane ga pernah ngaduin ya....
Link: http://adf.ly/1CTBcv [Hayoo.. siapa yg ngaduin?!!] Lebih Sulit Blokir Situs Teroris Ketimbang Situs Dewasa
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar