Geliat undercover di Malang sudah mendekati kota besar lainnya setelah fenomena karaoke yang juga menyediakan layanan striptis. Kini tidak banyak yang tahu bahwa beberapa model di Malang bisa dibayar -dengan harga relatif murah- untuk melakukan sesi pemotretan telanjang (kerap disebut dengan istilah nude).
Namun, mencari model yang bisa difoto telanjang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setelah melakukan pendekatan sejak medio Juli lalu, belum lama ini Aing menyaksikan sendiri mudahnya melakukan sesi pemotretan telanjang tersebut.
Dengan menyewa ruang salah satu apartemen di kota tersebut, sekitar pukul 09.00 model yang akan difoto telanjang pun datang. Sekilas, penampilannya tidak jauh berbeda dengan mahasiswi lainnya. Dia menggunakan celana jins panjang dengan dipadu jaket yang menutupi tubuh semampainya.
Di dalam ruangan, antara model dan fotografer berbincang hal-hal ringan. Tidak berapa lama, si model -yang ternyata masih duduk di bangku SMA tersebut- pamitan ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, dia sudah mengganti celananya dengan rok mini berenda. ''Yuk dimulai,'' katanya.
Sebagaimana hunting foto lainnya, si fotografer lantas membidikkan kameranya ke tubuh si model. Di awal sesi, pemotretan berjalan seperti biasa. Di sela pemotretan, fotografer beberapa kali berdiskusi dengan model tentang pose-pose yang diinginkan. ''Yang biasa saja dulu ya,'' ucap fotografer 23 tahunan tersebut.
Sesi pemotretan pun mulai menjurus ke adegan lebih panas. Saat fotografer meminta si model untuk menanggalkan atasannya, dia nurut saja. Begitu terbuka, fotografer terus membidikkan kameranya. Tidak ada kontak tubuh antara model dan fotografer.
Beberapa saat kemudian, sesi pemotretan semakin panas. Yaitu, saat fotografer meminta si model untuk menanggalkan rok rendanya. ''Kalau kurang bagus, nanti arahin lagi ya,'' ucap si model. Pemotretan pun kembali berlangsung. Di akhir sesi, pemotretan berlangsung dengan si model yang menanggalkan celana dalamnya.
Berapa fee si model tersebut? Si fotografer, sebut saja namanya Putra, menjelaskan, untuk sekali sesi pemotretan sekitar dua jam itu, dia membayar Rp 500 ribu. ''Cukup susah melobinya. Biasanya, kalau memang benar-benar belum kenal, si model ini tidak mau,'' ungkapnya.
Si model, sebut saja namanya Amel, menambahkan bahwa dirinya pun tidak langsung mengiyakan tawaran untuk difoto telanjang. Jika tidak begitu mengenal si fotografer yang akan memotretnya, dia biasanya hanya mengizinkan memotret tubuh bagian atasnya. ''Ini lagi butuh duit,'' katanya sembari tersenyum.
Perempuan berusia 18 tahunan tersebut menambahkan, dirinya mulai menerima tawaran sebagai model telanjang sejak setahun lalu. Amel berani mengambil tawaran tersebut karena terimpit ekonomi. Ayahnya hanya pensiunan pegawai negeri. ''Lumayan untuk tambah-tambah uang sekolah,'' ungkap perempuan yang mengaku sudah terjerumus ke pergaulan bebas tersebut.
Mendapatkan model telanjang di Malang susah-susah gampang. Motivasi mereka pun beragam. Mella, nama samaran, menyebutkan bahwa dirinya hanya mau difoto telanjang ketika sudah benar-benar mengenal si fotografer. Dia biasanya meminta bayaran sampai Rp 1,5 juta hanya untuk sekali sesi pemotretan selama sejam.
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar