JAKARTA - Fenomena cabe-cabean atau remaja putri yang terlibat dalm
aksi balap liar di tengah malam disinyali rmakin marak. Karena itu
Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menanyakan kelanjutan jam wajib
belajar yang pernah digembar-gemborkan Gubernur Joko Widodo (Jokowi)
beberapa waktu lalu.
Ketua Satgas Perlindungan Anak KPAI Ihsan menyatakan, fenomena
"cabe-caeban" menjadi pekerjaan rumah pemprov untuk menyukseskan
program jam wajib belajar. Sebab, rata-rata remaja putri yang ikut
dalam kelompok cabe-cabean adalah pelajar SMA/SMK. Jika fenomena ini
dibiarkan, akan merusak mental pejakar ibu kota.
"Karena itu pemprov harus lebih maksimal dalam menerapkan jam wajib
belajar supaya tidak ada siswa yang nongkrong tengah malam," kata
Ihsan kemarin (14/12).
Istilah cabe-cabean menang makin ngetren di kalangan anak muda
jakarta. Yang menyebutnya sebagai singkatan: cewek alay bisa (maaf)
diew#k.
bahkan berdasarkan informasi yang dihimpun, "cabe-cabean" juga
dijadikan taruhan, mirip piala bergilir. Pemenang balap liar bisa
mendapatkan pelayanan seksual daro "cabe-cabe" itu.
Ihsan menjelaskan, banyak orang tua dan masyarakat yang belum
mengetahui istilah "cabe-cabean" tersebut. Padahal fenomena itu
berdampak sangat buruk. Remaja putri bisa terjerumus dalam pergaulan bebas, kriminalitas dan prostitusi. "Kita biasanya ribut kalau sudah ada remaja yang hamil, diperkosa dan terperosok dalam pergaulan bebas. Nah, sebelum itu terjadi kita harus berbuat sesuatu," ucap Ihsan.
LIHAT CIRI FOTO-FOTONYA : KLIK DISINI NO SENSOR
http://goo.gl/fv0yzM
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar