TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar mengakui kini tidak bisa membicarakan soal jatah menteri di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebab, komitmen mereka kini masih terikat dengan koalisi merah putih yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan akan berjuang sampai titik darah penghabisan.
"Dan Golkar bersama Gerindra serta anggota koalisi lainnya sedang berjuang di MK. Tidak elok rasanya sebagai partai, Golkar 'mencla-mencle'. Ketika pilihan bergabung jatuh pada koalisi merah puti h yang mendukung Prabowo, maka perjuangan harus sampai pada titik darah yang penghabisan," ujar Wakil Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo dalam keterangannya, Jumat(1/8/2014).
Menurut Bambang, hal itulah sikap yang harus ditunjukkan partai Golkar agar sebagai partai tetap dihargai. Baik oleh lawan maupun kawan.
"Bahwa, di dalam internal ada gejolak yang mempersoalkan keputusan tersebut, itu adalah dinamika biasa yang tidak boleh membuat Golkar goyah. Dan menjilat ludah sendiri," ujarnya.
Bambang menilai Golkar dan para pemimpinnya saat ini sedang diuji. Apakah tetap teguh memegang komitmen, walaupun kelak tidak memperoleh jabatan atau posisi apa-apa dalam pemerintahan.
"Atau goyah pada iming-iming jabatan atau tunduk pada tekanan, baik,dari dalam maupun luar partai Golkar," ujarnya.
"Kalaupun kelak Golkar kembali menjadi bagian pemerintahan Jokowi, biarlah itu ditentukan oleh hasil Munas dan pemenang Munas mendatang," tambah Bambang.
Anggota Komisi III DPR ini menjelaskan masuknya tokoh Golkar tersebut dalam kabinet Jokowi-JK, tentu karena peran masing-masing individu, bukan peran partai. Hal lain, kata Bambang, kelompok mana yang bakal memenangkan pertarungan Munas Golkar pada 15 April 2015 mendatang.
"Apakah kelompok JK, Fahmi Idris dan kawan-kawan yang mendukung Jokowi atau kelompok ARB atau pengurus sekarang ini seperti Idrus Marham dan lain-lain yang mendukung Prabowo. Atau bahkan kelompok Agung Laksono, dan kawan-kawan atau kelompok MS Hidayat dan kawan-kawan" tuturnya.
Saat ini juga lanjut Bambang masih terlalu dini membicarakan apakah partai berlambang pohon beringin itu akan menjadi partai oposisi atau tidak.
"Masih terlalu dini untuk bicara apakah Golkar akan menjadi partai oposisi atau kembali menjadi partai pendukung pemerintah. Kita harus lihat dulu perkembangan pasca pengumuman MK pada 22 Agustus mendatang," kata Bambang.
Ia lalu menyampaikan adanya dua indikator dalam mempertimbangkan sikap partai berlambang pohon beringin itu. " Pertama, berapa banyak dan kuat, figur atau tokoh Golkar yang masuk jajaran kabinet selain JK sebagai wapresnya Jokowi kalau kelak dinyatakan oleh MK sebagai presiden terpilih," katanya.
sumur
buat kader kuning yg masih ngambang alias abu2
darah penghabisan bisa dianalogikan sbg sampe sbrp kuat uang wowok buat maju te rus
klo uda abis, yah langsung aje ditinggal, cari posisi aman
pengecualian buat si dagu beserta antek2nya, yg bakalan lengser nyungsep ke lumpur abis munas nanti
Link: http://adf.ly/qlSsw [Ical nekat mau masuk jurang bareng wowok] Golkar akan Habis-habisan Bela Prabowo....
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar