Elza Astari Retaduari - detikNews
Jakarta - Warga Pendongkelan, Jakarta Timur, yang tinggal di bantaran Waduk Ria Rio akan direlokasi di rumah susun Jatinegara Kaum. Warga RT 06 dan RT 07 RW 15 Kampung Pendongkelan pun menyatakan tidak mau tinggal di Rusun dan meminta ganti rugi dari penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Di rumah susun gak enak, sampai bongkok seumur hidup kita ngontrak. Kalau sudah dibayar kan kita bisa beli rumah walau cuma gubuk juga. Kalau di Rusun kan hitungannya nyewa," ucap salah satu warga yang tak mau disebutkan namanya saat ditemui di lokasi tanah penggusuran, Sabtu (29/11/2014).
Ia mengaku terpaksa bersama keluarganya tinggal di Rusun karena tidak ada lagi tempat untuk berteduh. Meski begitu, setiap hari, Bapak tua ini kembali ke Waduk Ria Rio untuk memantau tanah bekas rumahnya yang digusur.
Para warga juga menolak pemagaran yang akan dilakukan PT Pulomas Jaya sebagai pihak developer.
"Sebenernya kita nurut program pemerintah, tapi caranya yang benar. Bayar (ganti rugi) dulu dong, baru mager. Kecuali kita ada di tanah warga. Ini kita tanah turun temurun sejak sebelum merdeka. Dulu kan negonya Rp 6 juta/meter, tapi belum dibayar udah dibongkar," kata warga tersebut.
Seorang warga lainnya, Wawan menyatakan tak semua warga yang terkena gusur tinggal di Rusun. Ada sejumlah warga yang memilih mengontrak di rumah-rumah warga yang tidak terkena gusur.
"Kalau orang tua di rusun, saya ngontrak. Kalau di rusun gimana mau enak, kan jatohnya kita nyewa. Banyak juga yang ngontrak sama tetangga. Ada Rp 300 ribu sebulan, ada yang Rp 400 ribu. Banyak barang-barang kita yang nggak selamat, nggak sempat kebawa waktu penggusuran," cerita Wawan.
Sementara itu salah satu tetu a dari pihak warga mengatakan meminta bantuan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Pasalnya 2 hari sebelum penggusuran, ia bersama 14 perwakilan warga lainnya telah bertemu Ahok dan menunjukkan sertifikat kepemilikan tanah warga.
"Kamis (13/11) malam, saya ketemu Pak Ahok nunjukin sertifikat. Beliau lihat sertifikat tanah dan bilang 'lho ini ada sertifikatnya'. Beliau langsung telepon Dirut Pulomas di depan warga sekitar 15 orang. Katanya nggak ada pembongkaran. Tapi Sabtu (15/11) nya malah dibongkar," tutur Rifai.
Pria yang mengaku orang tua dan kakak-kakaknya menjadi korban gusuran pun berharap bisa bertemu kembali dengan Ahok untuk audiensi. Ia juga menyatakan akan bertemu dengan pihak PT Pulomas untuk kembali bernegosiasi mengenai permasalahan ganti rugi penggusuran.
"Kita harapkan ada bantuan lah dari Pak Ahok, ada keterbukaan dalam hal ini. Kami bingung mau mengadu kepada siapa lagi. Tapi yang jelas kita minta ganti rugi lah, biar warga bisa beli rumah lagi," Rifai menjelaskan.
"Jangan di rusun, soalnya jatohnya malah jadi nyewa. Rusun bukan suatu alat pembayaran. Warga terpaksa mau ke rusun karena tempat tidurnya digusur.
Ini tanah kan milik kita, makanya kita tuntut ganti rugi. Kecuali kita emang tinggal di tanah pemerintah. Ini aja masih ada warga yang dirawat di RS karena kemarin kena gas air mata waktu penggusuran," tutupnya.
http://m.detik.com/news/read/2014/11...ggal-di-rusun
Ini tanah kan milik kita, makanya kita tuntut ganti rugi. Kecuali kita emang tinggal di tanah pemerintah.
Bagaimana Koh "katanya" ada sertifikatnya lho ???
Link: http://adf.ly/ulSHk Warga Sekitar Waduk Ria Rio Tak Mau Tinggal di Rusun
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar