son of ryadz diary : May 17, 2015 at 10:05PM

Saya mendadak tertawa geli ketika ada yang menulis status betapa bangganya ia terhadap Jokoi perihal peresmian "Internet 100 Mbps biaya Rp. 5000" yang beritanya ada di situs detik.com.

Itulah yang akan kita temui terus menerus saat Jokoi menjabat presiden. Hal-hal yang merupakan ide kreasi dan program-program lama dari pemerintahan sebelumnya yang berhasil akan di "akui" nya sebagai prestasinya. Namun kesulitan dan masalah yang tidak mampu di selesaikannya akan disalahkan pemerintahan sebelumnya.
Seperti halnya internet cepat ini. Sejarahnya sangat panjang untuk sampai pada capaian yang kebetulan --sekali lagi-- kebetulan selesai di era Jokoi menjabat presiden.
Internet 100 Mbps yang diresmikan tersebut merupakan salah satu hasil dari pembangunan jaringan fiber optik yang disebut sebagi "RING PALAPA". Jaringan sepanjang 10 ribu km yang menghubungkan 33 propinsi dan 440 distrik (kabupaten) di seluruh Indonesia sebagai Jaringan Backbone Nasional Berkapasitas Tinggi.
Network ini mulai dibangun tahun 2007 dengan pemodalam konsorsium dimana PT Telkom mengeluarkan dana 40% dari total investasi pembangunan tersebut.
Sisanya, oleh PT. Bakrie Telecom Tbk, PT. Excelcomindo Pratama Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Infokom Elektrindo, PT. Macca System Infocom, PT. Powertek Utama Internusa, dan kosursium lainnya. Dengan porsi 40%, Telkom mendapat porsi kuota 40 GB dari 85 GB yang tersedia dalam jaringan ini.
[B]Jar ingan serat optik Ring Palapa ini sendiri, sama sekali TIDAK memakai dana APBN (Anggaran Pendapatan & Belanja Nasional).[/B]

Sebagai insan telekomunikasi yang semenjak sekolah menengah, kuliah hingga berkerja di dunia telko yang tidak jauh-jauh dari urusan fiber optik, sebenarnya saya sanggat bangga dengan capaian Telkom dan Konsursium ini.

Harap maklum, menghubungkan ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia, dari Aceh hingga Papua melalui fiber optik ini jawaban dari keinginan besar para engineer telkekomunikasi untuk pemerataan internet di Indonesia. Apalagi dalam era boros bandwith sekarang ini, kapasitas satelit tidak mencukupi untuk kebutuhan ini. Satelit hanya "back up" pada kebutuhan tertentu.

Sempat juga saya kesal dengan peran pemerintah dalam mengimbangi kerja para konsursium ini dalam membangun telekomunikasi di Indonesia. Penyebabnya adalah, saya pernah menghadiri salah satu seminar perihal dana USO (Universal Service Obligation).

Dana USO sendiri adalah kewajiban menyetor dana 1,25% dari pendapatan kotor, di ulang PENDAPATAN KOTOR dari seluruh operator seluler. Dananya trilyunan rupiah dan saat bulan agustus 2012 -- pemerintah baru pada tahab "Mencari Format Penggunaan Dana USO". Pengen garuk-garuk kepala jadinya.
(Artikel : Program USO dan Pelecehan Intelektual Warga Papua = http://ift.tt/1Af1dJ7  (hiburan.kompasiana.com) )

Namun untunglah, setelah kesal dan muring-muring dengan mengendap-nya dana USO ini, tahun 2013 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Balai Penyedia, Pengelola, Pendanaan Telekomunikasi, dan Informatika (BP3TI) menyiapkan dana sebesar Rp 2,8 triliun untuk menyelesaikan proyek pembangunan jaringan fiber optik Palapa Ring Tahap II.

RING PALAPA II ini disebut juga Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). SMPCS sendiri mencakup penggelaran Kabel Laut sepanjang 5.444 km dan Kabel Darat sepanjang 655 km.

Secara desain jaringan, SMPCS terdiri dari tiga jalur utama, yaitu Manado-Ambon-Fakfak-Timika, Manado-Sorong- Biak-Jayapura, dan Ambon-Kendari, serta 13 cabang meliputi Jailolo, Ternate, Labuha, Sorong, Mangole, Sanana, Namlea, Masohi, Banda Neira, Bula, Manokwari, Sarmi, dan Kaimana.
Dan ketika pembangunan jaringan fiber optik RING PALAPA 1 dan 2 selesai inilah, yang pada tanggal 17 Mei 2015 di Telkom Manokwari, Papua--Jokoi meresmikan SMPCS yang didalamnya terdapat fasilitas wifi milik Telkom yang harga paketnya memang murah, Rp. 5000 dan dielu-elukan sebagai prestasi Jokoi oleh pendukungnya.

Padahal, tahun 2007 saat Ring Palapa dimulai dikerjakan--Jokoi baru jadi walikota Solo. Itu pun entah mengerti atau tidak soal ini.
Selamat pagi dan tetap waras membaca berita. MERDEKA!

hebatnya sby, bisa bangun ini itu ga pake apbn, ga pake ngutang, ga pake ngemis2 pajak, ga pake nyunat subsidi
hebatnya sby, pemimpinnya selalu prihatin, rakyat ga perlu prihatin, karena pemerintah sudah bekerja tanpa diketahui/disadari rakyatnya
hebatnya sby, kerja nyata tanpa gembar gembor pencitraan, karena sadar itu sudah tugasnya, kerja itu bukan prestasi!
hebatnya sby, thinking general, semua serba diperhitungkan secara menyeluruh dan matang, tidak seperti manajemen kuont0l yang beli TJ saja ga becus


Link: http://adf.ly/1HM9k2 RING PALAPA, TELKOM DKK YANG MENANAM--JOKOI YANG MENUAI

IFTTT

Put the internet to work for you.

Delete or edit this Recipe

0 komentar:

Posting Komentar