17th May 2015 , 10:05 PM
Setelah dipastikan tidak bisa berdialog dengan mahasiswa yang merencakan bertemu dengannya berkaitan dengan aksi hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Presiden Joko "Jokow" Widodo mencuri start dialog dan mengundang perwakilan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Se Indonesia ke Istana.
Ketidakhadiran presiden sendiri karena pada saat yang sama pada 20 Mei dipastikan menghadiri peresmian tol laut Pelindo IV di Makasar. Pihak mahasiswa sendiri telah memastikan bahwa mereka akan menggelar aksi antara 20 dan 21 Mei, berkaitan dengan peringatan momentum reformasi yang bergulir pada 1999.
Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman membenarkan bahwa dirinya turut diundang oleh Istana untuk bertemu dengan presiden.
"Melalui pihak protokoler Istana, Insya Allah, saya dan beberapa perwakilan BEM Universitas di Indonesia diminta hadir ke Istana Negara untuk berdialog langsung dengan Presiden Jokowi." Jelasnya sebagaimana dikutip Okezone, seraya menambahkan bahwa kehadirannya dipastikan hari ini, 18 Mei 2015 pukul 19.00 WIB.
Dengan kehadiran mahasiswa di Istana, agenda aksi mahasiswa bisa di sampaikan kontan langsung kepada presiden sebelum aksi turun ke jalan dilakukan. Inipun diakui oleh Andi yang menurutnya pihak BEM UI telah melakukan kajian pada kebijakan pemerintahan, dan akan menyampaikan masukan atas kebijakan Jokowi yang menurutnya tidak prorakyat.
"Mengingatkan pemerintah akan kelalaiannya, adalah bagian dari tugas kita mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia," jelas Andi.
Namun, jika mahasiswa sudah menyampaikan amanat aksinya, maka aksi pada 20 Mei kelak berkesan mubajir apabila tema aksinya menyasar pada presiden Joko Widodo. Karena tuntutan mahasiswa sudah diserahkan sebelum aksi berlangsung.
http://ift.tt/1HbDVRq
Senin Malam, Jokowi Undang BEM se-Indonesia ke Istana
Senin, 18 Mei 2015 − 01:57 WIB
DEPOK - Menjelang Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei dan momentum peringatan Reformasi 21 Mei, serangkaian aksi akan dilakukan oleh mahasiswa. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) memastikan akan turun aksi pada momentum Reformasi 21 Mei.
Namun rupanya sebelum aksi disampaikan mahasiswa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua BEM UI dan perwakilan BEM se-Indonesia ke Istana. Kepastian tersebut disampaikan Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman.
"Malam ini akan saya sampaikan sesuatu. Rangkaian agenda aksi yang telah kita jalankan selama ini bersama teman-teman mahasiswa termasuk undangan untuk menyampaikan tuntutan kita kepada Presiden Jokowi, akan menemui titik terang," tegasnya kepada wartawan, Minggu 17 Mei 2015 malam.
"Melalui pihak protokoler Istana, Insya Allah, saya dan beberapa perwakilan BEM Universitas di Indonesia diminta hadir ke Istana Negara untuk berdialog langsung dengan Presiden Jokowi," sambungnya.
Presiden Jokowi meminta mahasiswa datang ke Istana pada Senin (18/5/2015) Pukul 19.00 WIB. Andi menuturkan beberapa bulan ini, terhitung semenjak awal Januari 2015, BEM UI bersama seluruh BEM Fakultas yang ada di UI telah melakukan serangkaian kajian dan agenda aksi untuk mengingatkan pemerintah atas kebijakannya yang tidak pro terhadap rakyat.
Mulai dari hadirnya sejumlah pelemahan agenda antikorupsi, kenaikan harga bahan pokok, sampai kebijakan harga BBM yang dilepaskan kepada mekanisme pasar.
"Menyikapi banyaknya kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia, sudah sewajarnya lah mahasiswa sebagai anak kandung rakyat Indonesia untuk bergerak dan melawan."
"Mengingatkan pemerintah akan kelalaiannya, adalah bagian dari tugas kita mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia," tegasnya.
Andi menegaskan, dirinya secara pribadi akan memenuhi undangan Presiden Jokowi. "Saya hadir," tegasnya.
http://ift.tt/1IKRoUA
20 Mei, Mahasiswa Ancam Duduki Istana Negara
Rabu , 29 April 2015 10:14
MAKASSAR, FAJARONLINE — Muak dengan karut-marutnya pengelolaan negara, gerakan mahasiswa nasional mengancam akan melakukan pendudukan Istana Negara pada 20 Mei nanti. 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
Ketua Gerakan Aktivis Palu untuk Rakyat Sulteng (Gapura), Rian Hidayat Kotae, mengatakan, Rekonsolidasi Gerakan Mahasiswa Nasional yang mereka laksanakan adalah bentuk alternatif yang dilakukan oleh mahasiswa dan elemen gerakan sebagai jawaban atas keresahan rakyat saat ini terhadap kebijakan rezim Jokowi-JK. Ada kejanggalan pada banyak kebijakan bidang energi, ekonomi, supremasi hukum, hingga politik.
"Untuk itu aksi 20 Mei 2015 yang akan dilaksanakan di depan istana negara adalah suatu keharusan bagi mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan rezim Joko Widodo yang telah melupakan janji-janji kampanyenya dalam memakmurkan rakyat Indonesia," sesal Rian, Rabu, 29 April 2015.
http://ift.tt/1HbDXZu
21 Mei, BEM UNS Ancam Jemput Jokowi di Istana
Jum'at, 15 Mei 2015 - 12:52 wib
SOLO - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Dalam aksi itu, para mahasiswa ini menyampaikan deadline terakhir pada Presiden Joko Widodo. Bila hingga 19 Mei, Presiden Jokowi tak bisa merealisasikan empat tuntutan mereka diantaranya, pemberantasan korupsi, mengembalikan subsidi bahan bakar minyak (BBM), nasionalisasi aset negara serta stabilitas politik dari berbagai intervensi, maka para mahasiswa ini pun siap mengepung Jakarta pada 21 Mei nanti untuk menjemput Presiden Jokowi pulang kembali ke Kota Solo.
"Ini tidak hanya para mahasiswa Solo saja yang ingin berdialog langsung dengan Presiden. Tapi mahasiswa seluruh Indonesia pun ingin bisa berdialog langsung. Kalau sampai 19 Mei nanti tidak ditanggapi,maka kita siap mengepung Jakarta," papar Gilang Garendi, Menko Eskternal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS,di sela aksi demo, Jumat (15/5/2015).
Menurut Gilang, aksi penjemputan terhadap Presiden Jokowi, bukan untuk mempermalukan Presiden sebagai simbol negara, namun mereka hanya ingin berdialog langsung dengan Presiden. Salah satunya mempertanyakan situasi Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi - JK yang tidak menunjukan adanya perubahaan signifikan.
Termasuk tidak adanya langkah tegas dari pemerintah dalam upaya menasionalisasi aset negara. Justru sebaliknya, harga sembako yang naik, serta tak adanya komitmen dari keduannya untuk pemberantasan korupsi.
"Semula kita akan menggelar aksi penjemputan pada 20 Mei. Tapi karena ada kelompok-kelompok tertentu yang berusaha menunggang aksi murni para mahasiswa, maka aksi kita ubah pada 21 Mei nanti,"ungkapnya.
Setelah puas menggelar aksi, para mahasiswa ini pun melanjutkan aksi menuju balai kota, kantor yang pernah ditempati Jokowi saat menjabat sebagai Wali kota Solo.
Meski mahasiswa yang menggelar aksi demo ini tak begitu banyak, namun aksi longmarch dari Bundaran Gladak menuju balai kota sempat memacetkan arus lalu lintas.
Selain berorasi, sepanjang aksi longmarch, para mahasiswa ini membagikan selebaran kepada pengguna jalan. Setibanya di depan kantor balai kota, tepatnya di titik nol Kota Solo, sambil menggunakan topeng Jokowi - JK, para mahasiswa menggelar teatrikal yang menggambarkan saat keduannya menyampaikan janji pada masa kampanye.
http://ift.tt/1IKRn2W
Mahasiswa Siap Kepung Istana dalam Aksi 20 Mei 2015 Mendatang?
Kamis, 14 Mei 2015 | 23:03 WIB
JOSS.TODAY - Saat ini, banyak kampus menjadi ibarat kandang ayam potong. Tidak ada dinamika mahasiswa. Malas diskusi, malas aksi. Yang penting, jika sudah kuliah 4 tahun, mahasiswa harus diwisuda. Persis seperti ayam potong yang jika sudah 60 hari, harus dipotong, baik kakinya lurus maupun pengkor.
Demikian ungkap Dr Mohammad Nasih, akademisi dan pengajar di Program Pascasarjana Ilmu Politik UI dan FISIP UMJ Jakarta. "Mahasiswa yang yang tidak turun aksi pada 20 Mei, dia sesungguhnya sdg tinggal di kandang ayam, bukan kampus," tegas pengurus inti Dewan Pakar ICMI ini melalui akun pribadi facebook-nya, Kamis (14/5/2015).
Sebagaimana diketahui, jauh-jauh hari sebelumnya mahasiswa berbagai daerah sudah mencanangkan tanggal 20 Mei 2015 sebagai hari terakhir 'Ultimatum Jokowi'. Direncanakan pada 20 Mei mendatang mahasiswa akan turun ke jalan besar-besaran. Dan kini, ada ribuan mahasiswa mulai berdatangan di Jakarta sambut "Gerakan 20 Mei Turunkan Jokowi".
Ribuan aktivis mahasiswa dari berbagai jaringan elemen kampus di daerah berencana menyerbu masuk Jakarta untuk menggelar aksi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 2015 mendatang. Pihak aparat kepolisian diminta untuk tidak menghalangi.
"Seminggu sebelum tanggal 20 Mei, rekan-rekan mahasiswa dari berbagai daerah akan masuk Jakarta untuk bergabung dalam aksi besar-besaran di Istana Negara," demikian pesan singkat yang disebarkan oleh Progres 98, Sabtu 21 Maret 2015.
Suara rakyat secara perlahan mulai berhembus dan menggugah kesadaran mahasiswa di seluruh tanah air untuk bergerak dalam sebuah konsolidasi aksi nasional.
Menurut berbagai informasi yang dihimpun redaksi visibaru.com, konsolidasi lintas elemen aksi mahasiswa dan rakyat terus bergulir. Perwakilan dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berada di Pulau Jawa dikabarkan akan memasuki Jakarta pada 18–19 Mei.
Progres 98 menyerukan kepada seluruh kalangan pendukung perubahan untuk bersatu mendukung aksi mahasiswa dalam gerakan Kebangkitan Nasional 20 Mei.
"Sudah saatnya seluruh potensi anak bangsa bersatu dan bergerak mengepung Istana Negara melalui aksi damai untuk mendesak Jokowi – JK diturunkan dari kekuasaan," seruan Progres 98 melalui fan page http://ift.tt/1NhOojJ
Para mantan aktivis 1998 dan perhimpunan alumni dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta telah menyiapkan serangkaian pertemuan untuk kesiapan aksi.
http://ift.tt/1HbDVRu?
Undangan Istana tak Jelas, BEM UI Pilih Buat Acara Sendiri
Selasa, 21 April 2015 - 12:39:09
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia secara tegas menolak undangan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada hari ini di Istana Negara sebagai narasumber dialog kebangsaan.
Alasannya, pertemuan dengan wantimpres dinilai belum menjadi agenda yang prioritas untuk dihadiri. Hal tersebut didasarkan atas keraguan BEM UI terhadap Wantimpres RI yang selama ini belum menunjukan keberpihakannya pada berbagai agenda prioritas.
Di antaranya soal konflik KPK dan Polri, serta kenaikan harga bahan pokok yang terus menerus menambah penderitaan rakyat.
"Dimana keberadaan Wantimpres saat konflik KPK dan Polri mana kerjanya. Saat ini rakyat semakin menderita karena harga pangan yang melambung tinggi," kata Ketua BEM Universitas Indonesia, Andi Aulia Rahman dalam konferensi persnya di pelataran Stasiun UI, Depok, Selasa (21/4/2015).
Lebih lanjut Andi mengungkapkan selain bukan menjadi agenda prioritas, hingga saat ini Wantimpres belum bisa menjamin apakah hasil dialog disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau tidak.
"BEM UI tidak kunjung mendapatkan ketegasan dan jaminan dari pihak penyelenggara (Wantimpres) terhadap tindak lanjut hasil diskusi terbatas tersebut," tegasnya.
http://ift.tt/1HbDXZy
---------------------------------
Begitu masuk Istana, maka para tokoh mahasiswa itu akan jadi "jinak" ... soalnya mereka akan paham "curhat" Presiden Jokowi semenjak dia diangkat 6 bulan lalu, tentang beratnya tugas negara dan tantangan "vested interest" disekitarnya. Sebelumnya, Jokowi juga telah berhasil "meyakinankan" berbagai pihak yang sengaja diundangnya ke Istana. Terakhir adalah para pengamat politik. Sebelumnya tim 9 yang diminta menyelesaikan sengketa KPK-Polri, bahkan Prabowo Subianto yang serta merta mendukungnya!.
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar