Menjadi aparat negara di hari libur memang butuh tantangan. Saat orang lain bisa menikmati liburan bersama keluarga, panggilan tugas justru membuat mereka meninggalkan keluarga di hari libur. Kondisi seperti ini juga dialami Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Warsinem.
AKBP Warsinem mengatakan, menunaikan tugas saat hari libur merupakan hal yang biasa bagi mereka, termasuk saat pelaksanaan Car Free Day (CFD) setiap akhir pekan. Menurutnya, ia dan rekan-rekan seprofesinya merelakan waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga, digantikan dengan tugas memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang mengikuti gelaran CFD.
"Nggak mau terlalu obral janji sama anak,nanti mereka nagih. Sementara saya tugasnya sebagai aparat negara dan tergantung keputusan pimpinan. Kalau diperintahkan tugasnya di hari libur sedangkan saya terlanjur janji sama anak kan repot. Anak-anak juga mengerti pekerjaan ibunya sebagai polisi," tukasnya kepada Infonitas.com, Minggu (17/5/2015).
Sebagai seorang Polisi Wanita (Polwan),Warsinem menganggap selain pekara waktu yang mesti dipatuhinya,dia dituntut mampu menunjukkan pelayanan prima kepada masyarakat, khususnya berkaitan dengan peran seorang wanita.
"Di momen seperti ini (CFD), kasus anak terpisah dengan orang tuanya sering terjadi. Kita memprioritaskan anak yang usianya 5 tahun ke bawah untuk dicari oleh anggota. Kalau 10 tahun, para orang tua harus mencari anaknya terlebih dulu. Kita selalu menjadikan pos polisi sebagai titik kumpul. Anak yang tepisah bisa disebabkan keasyikan bersepeda atau lari-larian," ungkapnya.
Lanjut Warsinem,terkadang kasus terpisahnya anak dengan para orang tua kerap kali menimbulkan adegan yang membuat para polwan tertawa kecil. Warsinem mengisahkan reaksi dari sepasang orang tua sewaktu dipertemukan dengan anak mereka yang tadinya terpisah.
"Pengalaman tahun baru,anak yang terlepas dari orang tuanya lalu kita pertemukan,nantinya akan diwarnai omelan dari suami ke istri atau sebaliknya lantaran lalai menjaga anak. Kalau kejadiannya demikian,kita sekadar memberitahu dua-duanya sama-sama salah dan kita juga mungkin ada salahnya," kenang AKBP Warsinem.
Tak hanya laporan terpisahnya anak dengan orang tua yang setiap kali penyelenggaraan CFD kasusnya bisa mencapai lima laporan. Ada juga laporan kehilangan barang milik masyarakat semisal telepon seluler.
Selain karena kelalaian, kehilangan seperti itu bisa disebabkan kantong celana atau baju yang kurang dalam atau kondisinya terbuka.
Meski demikian, Ia menegaskan, apa pun situasi dan kondisi yang dialami ia dan dirinya, anggota kepolisian, khususnya Polwan, tetap dituntut menjalankan tugasnya dengan profesional, memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
"Kita sudah biasa menghadapi berbagai situasi. Dan itu bukan halangan untuk bersikap profesional demi masyarakat," pungkasnya.
Tekape : http://ift.tt/1QVismR
Kasih cendol gan buat polwan nya
Link: http://adf.ly/1HLazn Cerita CFD dan Polwan Polda Metro Jaya
Put the internet to work for you.
0 komentar:
Posting Komentar